VIRUS YANG LEBIH MEMATIKAN DARI COVID 19 NAMUN BELUM ADA VAKSINYA !!!!
VIRUS INI LEBIH MEMATIKAN DARI COR#NA NAMUN BELUM ADA VAKSINYA ??
APA ALASANYA ???
Belum setahun sejak COVID-19 dinyatakan sebagai pandemik, beberapa perusahaan multinasional di
bidang bioteknologi sudah menemukan vaksinnya. Tak tanggung-tanggung, bahkan
beberapa vaksin tsb tingkat efikasinya tinggi.
Hal tersebut memang kabar baik untuk memutus rantai penularan SARS-CoV-2,
virus corona strain baru penyebab COVID-19, serta
untuk membentuk herd immunity. Akan tetapi, pernahkah
terpikir olehmu kenapa hingga kini, virus yang sudah lama ditemukan
seperti (HIV belum juga ditemukan
vaksinnya?
Padahal, HIV adalah virus berbahaya yang bisa menurunkan sistem kekebalan tubuh manusia. Namun, ternyata mengembangkan vaksin untuk HIV/AIDS tidak semudah yang dibayangkan. Kenapa demikian ? naah beberapa alasan tsb akan kita rangkum disini,
Berikut ini penjelasannya,
1. Mutasi virus HIV sangat cepat dan merupakan tipe virus yang variatif
Melansir Healthline, vaksin dibuat
dengan target virus dalam tipe tertentu. Jika tipe virus berubah, vaksin
kemungkinan tidak berfungsi lagi.
Di alam semesta ini, ada banyak subtipe HIV, yang masing-masing
secara genetik berbeda. Kemungkinan subtipe tambahan akan terus muncul dalam
beberapa waktu ke depan, sehingga sulit membuat vaksin yang cocok untuk
melawannya.
2. Virus HIV yang dibunuh atau
dilemahkan sulit digunakan dalam vaksin
Masih bersumber dari Healthline, kebanyakan
vaksin dibuat dengan virus yang dimatikan atau dilemahkan. Meskipun demikian,
HIV yang dibunuh tidak bekerja dengan baik untuk menghasilkan respons kekebalan
dalam tubuh. Sayangnya, virus HIV yang hidup terlalu berbahaya untuk digunakan
dalam vaksin.
3. Kurangnya model hewan untuk uji coba
vaksin
Melansir situs The Hisory of Vaccines hewan
merupakan hal penting dalam memahami respons sistem kekebalan di sebagian besar
penyakit serta dalam penelitian vaksin. Meskipun demikian, belum ada model
hewan atau non manusia yang bisa diandalkan untuk infeksi HIV dan respons
sistem kekebalan.
Uji coba vaksin HIV pada hewan sampai sekarang belum
menghasilkan prediksi yang akurat tentang bagaimana vaksin akan bekerja pada
manusia.
4. Virus HIV pintar mengelabui sistem
imun manusia
Melansir Discover Magazine,
Wilton Bryan Williams, PhD, seorang pakar biomedis dari Universitasdi, Amerika
Serikat (AS), menyatakan bahwa HIV sangat pandai "menipu" sistem
kekebalan yang bekerja pada tubuh.
Setelah virus mulai bereplikasi di dalam tubuh, molekul di
permukaannya - yang dibaca oleh sistem kekebalan tubuh untuk mene
ntukan apakah sebuah sel adalah kawan atau lawan - sangat mirip
dengan protein lain pada orang sehat. Nah, kemiripan ini memungkinkan virus
untuk mulai menginfeksi sel sebelum sistem kekebalan mengenali ancaman. Oleh
karena itu, sekalipun vaksin disuntikkan, tubuh tidak akan mengenalinya sebagai
ancaman.
5. Biaya riset yang mahal
Berdasarkan keterangan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO),
investasi global untuk penelitian vaksin HIV, termasuk industri dan lembaga
penelitian di negara industri, diperkirakan mencapai sekitar US$500 juta per tahun.
Sebagian kecil dari jumlah itu didedikasikan untuk kegiatan yang bertujuan
mengembangkan vaksin untuk negara berkembang.
Tingkat investasi ini tidak cukup untuk melanjutkan pengembangan
beberapa produk vaksin secara paralel. Investasi dalam vaksin HIV tampaknya
harus ditingkatkan, termasuk anggaran yang jauh lebih tinggi untuk membangun
kapasitas di negara berkembang untuk melakukan uji coba.
Itulah beberapa alasan belum tersedianya vaksin HIV/AIDS. Hingga detik
ini, para peneliti masih melanjutkan riset untuk mengembangkannya. Kabarnya,
mereka sudah menelitinya selama 30 tahun. Kita doakan saja smg agar cepat
terwujud, dn kita doakan semoga pandemik ini cepat berahir, dan kita bisa
beraktifitas normal kembali.
Tidak ada komentar
terimakasih atas komentar anda :)